Dapat diartikan sebagai perbuatan (hal, cara,dan sebagainya)
mendidik: dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan
badan, batin, dan sebagainya.
Penggunaan kata tarbiyah untuk arti pendidikan (education)
merupakan pengertian yang sifatnya ijtihad (interpretable). Oleh karena
itu, penggunaan kata tarbiyah dalam pengertian pendidikan yang umum
digunakan tidak ada salahnya. Sebagaimana para pakar pendidikan pada umumnya
menggunakan kata tarbiyah untuk arti pendidikan.
Adapun pengertian pendidikan dari segi istilah kita dapat merujuk
kepada berbagai sumber yang diberikan ahlio pendidikan. Dalam undang-undang
tentang Sistem Pendidikan nasional (UU RI NO.2 Th.1989) dinyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan dating.
Selanjutnya, Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara,
mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak
yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapatmemajukan
kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik
selaras dengan dunianya.
Dari dua definisi tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan adalah
merupakan usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya
manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara
fungsional dan optimal. Dengan demikian, pendidikan pada intinya menolong
manusia agar dapat menunjukkan eksistensinya secara fungsional ditengah-tengah
kehidupan manusia. Pendidikan demikian akan dapat dirasakan manfaatnya bagi
manusia.
Adapun pengertian islam berasal dari bahasa arab yaitu dari kata aslama,
yuslimu, islaman yang berarti berserah diri, patuh, dan tunduk. Kata aslama
tersebut pada mulanya berasal dari salima, yang berarti selamat, sentosa
dan damai. Dari pengrtian demikian, secara harfiah islam dapat diartikan patuh,
tunduk, berserah diri (kepada Allah) untuk mencaoai keselamatan. Pengertian
islam dari segi kebahasaan ini sudah mengacu kepada misi islam itu sendiri
yaitu mengajak manusia agar hidup aman, damai dan selamat dunia akhirat dengan
cara patuh dan tunduk kepada Allah, dan selanjutnya upaya ini disebut sebagai
ibadah.
Secara keseluruhan, disini definisi yang bertemakan pedidikan
islam itu mengacu kepada suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan pendidikan
islam adalah upaya membimbing, mengerahakan, dan membina peserta didikan yang
dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama
sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. tujuan ini secara hirarkis bersifat
ideal, bahkan universal. Tujuan tersebut dapat dijabarkan pada tingkat yang
lebih rendah lagi, menjadi tujuan yang bercorak nasional, institusional,
terminal, klasikan, per bidang studi, per pokok ajaran, sampai dengan setiap
kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
B. Aspek-aspek
Pendidikan Islam
Dilihat dari segi
sejarah dan periode mencakup:
1.
Periode pembinaan Islam yang berlangsung pada zaman Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam.
2.
Periode pertumbuhan pendidikan islam yang berlangsung sejak zaman
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam wafat sampai masa akhir Bani Umayyah
yang diwarnai oleh berkembangnya ilmu-ilmu naqliyah.
3.
Periode kejayaan islam (puncak perkembangan) yang berlangsung
sejak permulaan Daulah Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Baghdad, yang diwarnai
oleh berkembangnya ilmu akliahdan timbulnya madrasah, serta memuncaknya
perkembangan kebudayaan islam.
4.
Periode kemunduran pendidikan islam sejak jatuhnya Baghdad sampai
jatuhnya Mesir ketangan Napoleon, yang ditandai dengan runtuhnya sendi-sendi
kebudayaan islam danberpindahnya pusatpusat pengembangan kebudayaan ke duni
barat.
5.
Perode pembaharuan pendidikan islam sejak penduduk Mesir oleh
Napoleon sampai masakini, yang ditandai oleh gejala-gejala kebangkitan kembali
umat dan kebudayaan islam.
C. Model-model
Penelitian Ilmu Pendidikan Islam
Dilihat dari segi objek kajiannya, dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
Pertama, ada pengetahuan ilmu,
yaitu pengetahuantentang hal-hal atau objek-objek yang empiris,diperoleh dengan
melakukan penelitian ilmiah, dan teori-teorinya bersifat logis dan empiris.
Kedua, pengetahuan filsafat,
yaitu pengetahuan objek-objek yang abstrak logis, diperoleh dengan berpikir,
dan teori-teorinya bersifat logis dan hanya logis (tidak empiris).
Ketiga, pengetahuan mistik,
yaitu pengetahuanyang objek-objeknya tidak bersifat empiris, dan tidak pula
terjangkau oleh logika. Objekpengetahuan ini bersifat abstrak, supra logis.
Adapun untuk lebih jelas mengenai model penelitian pendidikan
islam yaitu dengan beberapa contoh sebagai berikut:
1.Model Penelitian
Tentang problema Guru
Dalam usaha memecahkan problema guru, Himpunan Pendidikan Nasional
(National Education Association) di Amerika Serikat pernah mengadakan
penelitian tentang problema yang dihadapi guru secara nasional pada tahun 1968.
Produser yang dilakukan dalam penelitian tersebut dilakukan dengan
cara pengumpulan data yang dilakukan oleh Bagian Himpunan Pendidikan Nasional
Penelitian (National education Association) melalui survey pendapat umum
guru (opinion survey for teacher) pada musim semi pada tahun 1968 di
kalangan guru-guru sekolah negeri yang dijadikan sampel secara nasional.
2.Model Penelitian
tentang Lembaga Pendidikan Islam
Salah satu penelitian yang berkenaan dengan pendidikan islam yang
berkenaan dengan lembaga pendidikan islam adalah penelitian yang dilakukan oleh
Karel A. steenbrink dalam bukunya yang berjudul Pesantren, Madrasah dan
Sekolah Pendidikan Islam dalam Kurun Modern yang diterbitkan oleh LP3ES,
Jakarta, tahun 1986.
Metode penelitian yang
dilakukannya adalah pengamatan (observasi). Sedangkan objek pengamatannya
adalah sejumlah pesantren yang berada di Jawa dan Sumatra.
3.Model Penelitian
Kultur Pendidikan Islam
Penelitian yang mengambil objek kultur pendidikan Islam khususnya
yang ada di pesantren, antara lain yang dilakukan oleh Mastuhu dan Zamakhsyari
Dhofir. Untuk mengenal model penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti ini
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.Model Penelitian
Mastuhu
Penelitian yang bertemakan kultur pendidikan islam yang ada
dipesantren dilakukan Mastuhu pada saat menulis disertai untuk program doktor.
Penelitian dimaksud berjudul Dinamika Sistem Pendidikan pesantren yang
diterbitkan oleh Indonesian Netherlands Coopration in Islamic Studies (INS)
pada tahun 1994.
b.Model penelitian
Zamakhsyari Dhofier
Model penelitian yang
dilakukan oleh Zamakhsyari Dhofier masih disekitar pesantren. Penelitian yang
dilakukannya berjudul Tradisi Pesantren tentang Pandangan hidup Kiyai,
dan telah diterbitkan oleh LP3ES pada tahun 1982.